TikTokvideo from B36 (@tiga.nam): "Hujan Bulan Juni - Musikalisasi dari Puisi dari Sapardi Djoko Damono. Di nyanyikan oleh AriReda". suara asli - B36.Jakarta - Pekan pertama di bulan Juni dan merasakan hujan yang menerpa tubuh, pastinya teringat akan salah satu puisi fenomenal karya Sapardi Djoko Damono. Ya, bulan Juni yang seharusnya sudah dimulai dengan musik terik panas justru ada yang tak menentu dari bulan Juni membuat sang penyair kenamaan Indonesia itu membuat 3 fakta soal puisi Hujan Bulan Juni, seperti dirangkum redaksi detikcom 1. Sejarah Puisi Hujan Bulan Juni ditulis antara tahun 1964 sampai 1944. Puisinya pertama kali terbit pada 1994 dan memuat 102 buah puisi lainnya. Buku kumpulan puisi Hujan Bulan Juni telah diterjemahkan ke dalam 4 bahasa yakni Inggris, Jepang, Arab, Mandarin, dan Djoko Damono menceritakan saat ia menulis puisi tersebut, hujan memang tidak pernah turun di bulan Juni. Dia menulisnya di sambil melihat telaga Situ Gintung, Ciputat, Tangerang Selatan, ketika berada di ruang kerja kompleks perumahan Alasan MenulisDalam sebuah wawancara, Sapardi Djoko Damono mengemukakan alasan menulis puisi Hujan Bulan Juni. Sambil berkelakar, ia menuturkan jika menulis soal hujan di bulan Desember menjadi hal yang biasa-biasa saja."Kalau saya tulis tentang hujan pada bulan Desember, Desember kan memang musim hujan. Kalau nulisnya hujan pada Desember, nanti nggak ada yang bertanya, 'Mengapa harus hujan pada bulan Juni?'," kata Sapardi Djoko Adaptasi ke Novel dan FilmDari puisi, Hujan Bulan Juni merambah ke novel dan adaptasi film. Hujan Bulan Juni sukses diterbitkan menjadi novel dan digarap selama 6 bulan Hujan Bulan Juni diperankan oleh Adipati Dolken dan Velove Vexia dan mendapat apresiasi yang positif dari pencinta film Tanah Air. Simak Video "Mengenang Hari Lahir Sapardi Djoko Damono di Google Doodle" [GambasVideo 20detik] tia/dar
KUMPULANPUISI TERBAIK - 1. HUJAN BULAN JUNI Sapardi Djoko Damono. tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu
AbstractSastra diartikan sebagai hasil karya cipta manusia yang mengandung nilai keindahan yang dituangkan secara lisan maupun tulisan dengan perantara media tertentu. Hasil penciptaan sastra dinamakan karya sastra yang dapat berwujud seni, bersumber dari kreativitas, maupun hasil olah rasa lainnya. Sastra tidak saja dinilai sebagai sebuah karya seni yang memiliki budi, imajinasi, dan emosi. Akan tetapi, sastra telah dianggap sebagai suatu karya kreatif yang dimanfaatkan sebagai konsumsi intelektual di samping konsumsi emosi. Karya sastra itu dapat berupa puisi, novel, cerpen dan drama. Salah satu jenis karya sastra yang sering dijumpai saat ini adalah puisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskipsikan majas dan fungsi majas yang terdapat pada antologi puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. Penelitian ini berjenis kualitatif dengan metode analisis stilistika. Penelitian ini berfokus pada majas yang merupakan bagian dari stilistika maka metode stilistika dirasa cocok untuk digunakan. Data dalam penelitian ini adalah kumpulan puisi Hujan Bulan Juni. Pada penelitian ini, peneliti adalah instrumen utama yang bertugas untuk merencanakan, menyusun, menelaah, dan melaporkan hasil penelitian dibantu dengan instrumen pembantu berupa prosedur pengumpulan data dan pedoman analisis data. Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode stilistika. Uji keabsahan data dilakukan dengan cara membaca ulang sumber data, melakukan diskusi, dan membaca referensi yang cukup. Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap penelitian meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pelaporan. Dari hasil pembahasan ditarik dua kesimpulan. Pertama, pada antologi puisi Hujan Bulan Juni hanya terdapat satu majas. Majas tersebut merupakan majas perbandingan yang terdiri dari majas simile berjumlah 6 majas dalam 3 judul puisi, metafora berjumlah 12 majas dalam 9 judul puisi, dan personifikasi berjumlah 16 majas dalam 14 judul puisi. Kedua, pada antologi puisi Hujan Bulan Juni setiap majas memiliki fungsi sendiri. Majas simile berfungsi untuk memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca, majas metafora berfungsi untuk menambahkan intensitas perasaan pada puisi, dan majas personifikasi berfungsi untuk memberikan gambaran yang jelas tentang suasana atau kesan tertentu. Saran yang dapat diberikan berdasarkan simpulan tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, kepada penulis puisi selanjutnya disarankan untuk menambah penggunaan majas yang lebih banyak pada karya puisinya. Kedua, kepada peneliti selanjutnya diharapkan melaksanakan penelitian yang lebih mendalam terhadap kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono berdasarakan aspek lain yang lebih luas works
takada yang lebih arifdari hujan bulan Junidibiarkannya yang tak terucapkandiserap akar pohon bunga itu (Bait Terakhir Hujan Bulan Juni. Sapardi Djok. Sunday, January 23 2022 Breaking News. Hujan Bulan Juni, Puisi Tentang Anomali Cuaca yang Terjadi Hari ini.
Bagi sebagian orang mungkin sudah tidak asing lagi saat mendengar kata puisi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat. Puisi merupakan rekamandan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan Pradopo, 20097. Puisi sebagai karya sastra dapat dikaji dari bermacam-macam aspek, seperti struktur dan unsur-unsurnya, bahwa puisi ini merupakan struktur yang tersusun dari bermacam-macam unsur dan sarana-sarana kepuitisan Pradopo, 20093. Puisi sendiri memiliki makna yang mendalam, mulai dari tentang kehidupan, cinta, alam, lingkungan, dan lain sebagainya. Puisi adalah karangan yang penyajiannya sangat mengutamakan keindahan bahasa dan kepadatan makna. Oleh karena itu, puisi sangat populer di berbagai kalangan. Iklan Puisi "Hujan Bulan Juni" adalah puisi karya Sapardi Djoko Damono yang lahir pada tanggal 20 Maret 1940 dan wafat pada tanggal 19 Juli 2020 pada usia 80 tahun. Puisi ini memiliki makna yang dalam. penggunaan kata-kata yang sederhana, tidak terlalu mendayu-dayu, penggambaran alam, dan kebebasan untuk tidak ama atau seragam dengan yang lain, memang merupakan ciri khas penyais Sapardi Djoko Damono. Suasana yang digunakan dalam puisi "Hujan Bulan Juni" ialah lirih dengan emosi yang tenang. Hal itu nampak pada kata tabah, bijak, dan arif. Setiap puisi pasti mengandung pesan serta makna yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca atau pendengar. Puisi legendaris ini, ternyata juga puisi tercepat yang ditulis oleh Sapardi. Dalam tempo yang singkat, tak sampai sehari, puisi ini berhasil digarapnya. "Hujan Bulan Juni" Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni Dirahasiakannya rintik rindunya Kepada pohon berbunga itu Tak ada yang lebih bijak Dari hujan bulan Juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu Pada bait pertama larik satu dan dua "Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni" memiliki makna seseorang yang memiliki ketabahan atau kesabaran dari hujan yang tak turun ke bumi pada bulan Juni. Pada bait pertama larik ketiga dan keempat "Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu" memiliki makna bahwa ia sedang merahasiakan rasa rindunya dan disimpannya erat-erat padahal rindu itu sangat lebat kepada seseorang yang dicintainya. Pada bait kedua larik satu dan dua "Tidak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni" memiliki makna menggambarkan bahwa dia mampu dengan ketabahannya menahan tidak menyampaikan sayan dan rasa rindunya. Pada bait kedua larik ketiga dan keempat "Dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu di jalan itu" memiliki makna bahwa dia ingin menghapus keraguan dengan prasangka-prasangka jelek dalam sebuah penantian di jalan itu dan mencoba untuk melangkah maju. Namun, ia kembali dan memutuskan untuk melupakan usahanya itu. Pada bait ketiga larik satu dan dua "Tidak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni" memiliki makna dia pintar dalam hal menyembunyikan, menyimpan rasa sayang dan rindunya kepada yang dia cintai. Pada bait ketiga larik ketiga dan keempat "Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu" memiliki makna bahwa dia sadar sebenarnya rindu itu harus diucapkan, namun ia tak cukup memiliki keberanian untuk menyatakan rindunya. Akhirnya ia memilih merahasiakan dan mengikhlaskan rindu itu kepada Tuhan dan alam. Kita dapat mencintai seseorang dengan penuh kasih sayang dan ketulusan tanpa harus memilikinya, karena cinta tidak dapat dipaksakan namun dapat dirasakan. Bukan sebuah kesalahan jika mencintai seseorang namun tidak diungkapkan. Tetapi, jangan sampai rasa cinta itu berubah menjadi rasa sedih karena terlambat mengungkapkannya. Sumber Winarti, W. 2019. "Analisis Makna Gaya Bahasa Peronifikasi Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono". Kumpulan Jurnal Dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, 4-6. Ikuti tulisan menarik Sofiana Mita lainnya di sini.
ANALISISDIKSI DAN GAYA BAHASA PADA KUMPULAN PUISI HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO ARTIKEL E-JOURNAL . tersebut yang akan dijadikan data penelitian adalah puisi-puisi yang terbit pada tahun 1967 yang berjumlah 24 buah puisi. 4. Instrumen Penelitian Instrumen pengumpul data dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Dalam
Puisi hujan bulan juni karya Sapardi Djoko Damono. Hujan Bulan Juni adalah salah satu puisi dari kumpulan puisi karya Sapardi Djoko Damono yang sangat puisi tau tentang hujan bulan juni karya Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono. Hujan Bulan Juni hanya satu dari sederet puisi populer dari sastrwan senior Indonesia puisi lain yang tidak kalah banyak pecintanya antara lain Aku Ingin Mencintaimu Dengan Sederhana dan Yang Fana Adalah kelahiran Surakarta, 20 Maret 1940, ini mulai menulis sejak SMP; dia terus mengembangkan kecintaannya itu seiring tingkat pendidikannya semakin tinggi dan karier profesionalnya di dunia pendidikan sebagai dosen dan sebagai sastrawan semakin berikut ini adalah salah satu puisi legendaris karya Sapardi Djoko Damono yaitu Puisi hujan bulan juni silahkan disimak saja berikut Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko DamonoHujan Bulan Junitak ada yang lebih tabahdari hujan bulan Junidirahasiakannya rintik rindunyakepada pohon berbunga itutak ada yang lebih bijakdari hujan bulan Junidihapusnya jejak-jejak kakinyayang ragu-ragu di jalan itutak ada yang lebih arifdari hujan bulan Junidibiarkannya yang tak terucapkandiserap akar pohon bunga itu1989Lihat jugaPuisi karya Taufik Ismail Tentang UUD 45Puisi malu aku jadi orang Indonesia Karya Taufik IsmailPuisi cinta paling romantis menyentuh hati - karya Sapardi Djoko DamonoDemikianlah puisi sapardi djoko damono hujan bulan juni, semoga puisi hujan bulan juni Karya Sapardi Djoko Damono menghibur dan bermanfaat, baca juga puisi puisi l;ainnya yang diterbitkan blog
Setelahtim dibagi, maka tiap anggota tim untuk memahami instrumen sesuai tugasnya masing-masing. Di sini juga dibutuhkan adanya koordinator (misal wakil kepala sekolah) yang membawahi semua tim. Puisi : Hujan Bulan Juni (Sapardi Djoko Pamono) - Puisi : Hujan Bulan Juni (Sapardi Djoko Pamono) [image: Puisi : Hujan Bulan Juni (Sapardi Djoko
Oleh Era Madani Idil, Guru SMPN 1 Bangkinang Kota, Kabupaten Kampar, Riau - Berpuisi adalah cara kita mengungkapkan rasa lewat kata-kata yang indah penuh makna. Puisi adalah ungkapan dari pikirin, perasaan, dan imajinasi seseorang. Dengan pembelajaran menulis puisi, bisa melatih emosional seseorang dalam bentuk sebuah kreatifitas yang positif, sehingga melahirkan sebuah karya yang bisa dinikmati. Dilansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat. Baca juga Contoh Rima dalam Puisi Pengertian puisi menurut para ahli Berikut beberapa pengertian puisi menurut para ahli, yakni Herman J. Waluyo Pengertian puisi menurut Herman J. Waluyo adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan struktur fisik dan struktur batinnya. Tarigan Pengertian puisi menurut Tarigan yaitu pengucapan dengan perasaan, berbeda dengan prosa yang diungkapkan melalui pengucapan dengan pikiran. Rahmat Joko Pradopo Pengertian puisi menurut Rahmat Joko Pradopo ialah ekspresi pemikiran yang membangkitkan perasaan, ia mampu membangkitkan imajinasi panca indera dalam suasana yang berirama. E. Kosasih Dikutip dari buku Apresiasi Sastra Indonesia Puisi, Prosa, Drama 2000, puisi yaitu kesatuan teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan mengutamakan keindahaan kata-kata. Puisi mengungkapkan berbagai hal. Kerinduan, kegelisahan, atau pengaagungan kepada Sang Khalik yang diungkapkan dalam bahasa yang indah. Baca juga Puisi Kontemporer, Puisi Unik Zaman Kini Unsur-unsur pembangun puisi Unsur-unsur pembangun puisi berfungsi sebagai unsur fisikpuisi, yakni unsur yang dapat dikenali langsung oleh pembaca karena sifatnya tersurat. Di samping itu, ada pula unsur batin yakni unsur yang tersembunyi di balik unsur-unsur fisik. Untuk menemukannya, kamu harus memahami puisi itu dengan baik. Dengan cara demikian, akan tersingkap unsur batin, yang di dalamnya meliputi tema, amanat, perasaaan penyair, dan nada atau sikap penyair terhadap pembaca. Unsur-unsur pembagun puisi meliputi Majas Majas figurative language adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya. Untuk menimbulkan kesan-kesan tersebut, bahasa yang dipergunakan berupa perbandingan, pertentangan, perulangan, dan perumpamaan. Majas merupakan penggunaan jenis kata tertentu agar mendapatkan efek dalam sebuah karya sastra sehingga menjadi lebih hidup. Dapat diartikan juga sebagai keragaman ciri bahasa yang berkelompok dan cara khusus dalam menyampaikan perasaan dan pikiran dalam bentuk lisan ataupun tulisan. Baca juga Puisi Lama Pengertian, Jenis, dan Contohnya Irama musikalitas Irama dalah alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang. Irama berfungsi untuk memberi jiwa pada kata-kata dalam sebuah puisi yang pada akhirnya dapat membangkitkan emosi tertentu seperti sedih, kecewa, marah, rindu, dan bahagia. Kata- kata konotasi Kata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata itu telah mengalami penambahan-penambahan, baik berdasasrkan pengalaman, kesan, maupun imajinasi, dan perasaan penyair. Kata-kata berlambang Lambang atau simbol adalah sesuatu seperti gambar, tanda, ataupun kata yang menyatakan maksud tertentu. Lambang-lambang seperti itu pula sering digunakan penyair dalam puisinya. Contoh unsur-unsur pembangun dalam puisi Berikut unsur-unsur pembangun dalam puisi “Hujan Bulan Juni" Karya Sapardi Djoko Damono, yaitu Hujan Bulan Juni tak ada yang lebih tabahdari hujan bulan Junidirahasiakannya rintik rindunyakepada pohon berbunga itu tak ada yang lebih bijakdari hijan bulan Junidihapusnya jejak-jejak kakinyayang ragu-ragu di jalan itu tak ada yang lebih arifdari hujan bulan Junidibiarkannya yang tak terucapkandiserap akar pohon bunga itu Baca juga Unsur Bahasa dalam Puisi Unsur-unsur pembangun puisinya, yaitu Majas dalam puisi “Hujan Bulan Juni" Terdapat dua majas dominan dalam puisi Hujan Bulan Juni, yakni Majas personifikasi, adalah majas yang membandingkan benda- benda yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia. Dalam puisi itu yang dibandingkan adalah hujan. Hujan memiliki sifat tabah, bijak, dan arif. Sifat-sifat itu biasanya dimiliki oleh manusia. Majas paralelisme, adalah majas perulangan yang tersusun dalam baris yang berbeda. Kata yang mengalami perulangan dalam puisi itu adalah tak ada yang lebih. Kata–kata itu berulang pada setiap baitnya. Irama dalam puisi "Hujan Bulan Juni" Irama puisi itu harus diekspresikan dengan lembut sebagai perwujudan dari rasa kagum dan simpati. Hal itu tampak pada kata–kata pujian yang ditujukan pada “Hujan Bulan Juni” yang bersikap tabah, bijak, dan arif. Kata-kata konotasi Perhatikan kata – kata bermakna konotasi dalam puisi “Hujan Bulan Juni”, berikut Kata Makna dasar Tambahan Hujan Air yang turun dari langit Perbuatan Baik Rintik Titik percik air Sesuatu yang kecil, tetapi banyak Pohon berbunga Pohon yang memiliki bunga Kehidupan yang baik,yang menjanjikan Jejak-jejak kaki Tapak Pengalan hidup Jalan Tempat untuk melintas Alur Kehidupan Diserap Masuk kedalam liang kecil Dimanfaatkan Akar Bagian terbawah dari pohon Awal kehidupan Kata-kata berlambang Kata-kata berlambang yang tampak pada puisi "Hujan Bulan Juni" dinyatakan dengan kata hujan dan bunga. Hujan merupakan perlambang bagi kebaikan atupun kesuburan. Sementara itu, bunga bermakna keindahan. Baca juga Puisi Definisi dan Ciri-cirinya Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.HujanBulan Juni are not shown or removed, but the reductions that occur in parts that are not yakni dari puisi menjadi lagu, menjadi komik, lalu menjadi novel, kemudian beralih wahana menjadi film yang dikenal juga dengan ekranisasi (Damono, 2018). Eneste, (1991: 60) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ekranisasi adalah pelayarputihan Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Tak ada yang lebih arifDari hujan bulan juniDibiarkannya yang tak terucapkanDiserap akar pohon bunga ituBAB IIIMETODE PENELITIANDalam analisis ini yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif. Menurut Endraswara 20085, penelitian kualitatif ini dilakukan dengan mengutamakan pemahaman yang lebih mendalam tentang interaksi antara konsep-konsep yang diselidiki secara empiris daripada angka-angka. Sedangkan menurut Sutopo 2006 40, penekanannya adalah pada penelitian kualitatif termasuk penjelasan kalimat rinci dan lengkap yang menjelaskan keadaan yang sebenarnya, guna mendukung penyajian dari data. Metode kualitatif mencakup sejumlah fenomena sosial yang data analisis berupa puisi "Hujan Bulan Juni" karya Sapardi Djoko Damono. Dalam kasus ini, penulis akan fokus pada analisis struktur batin dan fisik puisi. Struktur batin puisi meliputi perasaan, nada, suasana, amanat, dan tema. Sedangkan struktur fisik puisi meliputi diksi, pencitraan, majas, tipografi, kata konkret, pengimajian, dan analisis data yang digunakan adalah teknis analisis interaktif meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan simpulan. Prosedur penelitian ini mengikuti prosedur pendekatan kualitatif yang sesuai dengan Sutopo 2006187 yaitu mengumpulkan data, menentukan objek penelitian, mengumpulkan referensi relevan dengan penelitian, dan menganalisis objek penelitian sesuai dengan struktur batin serta struktur fisik IVHASIL DAN PEMBAHASANDalam melakukan analisi puisi "Hujan Bulan Juni" karya Sapardi Djoko Damono, peneliti fokus menganalisis struktur batin dan struktur fisik dalam puisi tersebut. Struktur batin meliputi tema, rasa, nada dan suasana, serta amanat. Sedangkan struktur fisik meliputi tipografi, diksi, pengimajian, majas, kata konkret, Bulan JuniKarya Sapardi Djoko Damono Tak ada yang lebih tabahDari hujan bulan juniDirahasiakannya rintik rindunyaKepada pohon berbunga itu Tak ada yang lebih bijakDari hujan bulan juniDihapusnya jejak-jejak kakinyaYang ragu-ragu dijalan ituTak ada yang lebih arifDari hujan bulan juniDibiarkannya yang tak terucapkanDiserap akar pohon bunga ituPuisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono ini menceritakan mengenai rasa yang tertahan. Rasa terseut berupa rindu dan cinta yang tak sempat disampaikan. Berikut adalah hasil struktur batin dan fisik puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Analisis Struktur BatinKeteranganBait dan Baris Puisi1. TemaDari pokok bahasan puisi ini dapat disimpulkan bahwa cinta yang terpendam dan lebih memilih untuk mencintainya dalam tersebut dapat terlihat pada bait pertama yaitu Tak ada yang lebih tabahDari hujan bulan juniDirahasiakannya rinrik rindunyaKepada pohon berbunga penyair dalam puisinya mengandung perasaan sedih, kesabaran, sendu dan kesederhanaan atas ketulusan tersebut dapat terlihat dalam bait ketiga baris ketiga dan keempat yaitu Dibiarkannya yang tak terucapkanDiserap akar pohon bunga itu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Lihat Ruang Kelas SelengkapnyaPuisi: Hujan Bulan Juni (Sapardi Djoko Pamono) - Puisi : Hujan Bulan Juni (Sapardi Djoko Pamono) [image: Puisi : Hujan Bulan Juni (Sapardi Djoko Pamono)] Tak ada yang lebih tabah Dari hujan bulan juni Di
KARYA TULIS ILMIAHANALISIS STRUKTUR PUISI "HUJAN BULAN JUNI" KARYA SAPARDI DJOKO DAMONOKelompok 8Oleh1. Fulan Syevi Nurviana20882010242. Hidayatus Sholikah 2088201025PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PBSI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA STKIP PGRI TRENGGALEK2021ABSTRAKPuisi merupakan mengekspresikan perasaan dari pengalaman penulis dengan menggunakan kata-kata yang indah bersifat imajinatif dan bermakna. Analisis ini menggunakan pendekatan kualitatif yang mencakup penjelasan kalimat secara rinci, lengkap, dan rinci yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya untuk membantu penyajian dari data. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif yang meliputi perolehan data, reduksi data, penyajian data, dan inferensi. Penelitian ini mendeskripsikan tentang analisis struktural puisi Bulan Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. Analisis ini menemukan strukur batin yaitu 1 tema, cinta yang tak tersampaikan dan memilih untuk diam, 2 rasa, mengandung perasaan sedih dan sendu akan ketulusan cinta, 3 nada dan suasana, menggunakan nada lirih namun dengan emosi tenang, 4 amanat, tentang sifat ketabahan, kebijaksanaan, kearifan yang harus dimiliki olehsetiap manusia meskipun tidak sesuai dengan yang diinginkan. Juga struktur fisik yaitu 1 tipografi, penyusunan menggunakan rata kiri dengan jumlah 3 bait masing-masing bait terdiri dari 4 baris, 2 pengimajian, menggunanakan imaji visual penglihatan dan imaji pendengar, 3 majas, menggunakan majas personifikasi, 4 verifikasi, menggunakan pola persajakan berbunyi a-i-a-u, a-i-a-u, Kunci Puisi, Struktur, Hujan Bulan JuniBAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGKarya sastra merupakan sarana mengembangkan imajinasi seseorang melalui lingkungannya yang memiliki nilai dan estetis. Menurut Melati, Warisma, & Ismayani, 2019 karya sastra merupakan wujud penceritaan tentang kehidupan lewat imajinasi serta di dalamnya memiliki estetika serta suatu sastra, tiap orang bisa dengan leluasa serta mandiri berkreasi serta berimajinasi dalam perihal apa juga. Sastra merupakan sebuah wadah untuk mengantarkan pesan, kebebasan berimajinasi, menceritakan, serta mengekspresikan diri. Menurut Nugraha, S, & Fauziya, 2019 karya sastra ialah cerminan realita kehidupan yang digunakan selaku perlengkapan buat mengekspresikan imajinasi serta pemikiran yang terdapat di sekelilingnya. Menurut Kosasih dalam Nurul, Gadis, Puspitasari,& Permana, 2019 macam karya sastra bersumber pada wujudnya dipecah jadi 3 tipe ialah prosa, drama, serta puisi. Prosa ialah wujud sebuah karya sastra yang tulisannya bebas tidak terikat oleh ketentuan. Prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi fiction. Istilah fiksi Nurgiyantoro 2009 2 berarti cerita rekaan atau cerita khayalan. Drama menurut Mubari 20052 drama adalah penampilan perilaku manusia yang bertolak dari suatu naskah. Drama merupakan jenis karya sastra berupa tulisan yang menggambarkan realitas kehidupan, watak, dan perilaku manusia dimana cerita yang disampaikan melalui peran dan bahasa puisi yang padat serta bermakna dalam pemilihan katanya. Puisi pada dasarnya merupakan fasilitas ekspresi seorang buat mengatakan benak serta perasaannya. Oleh sebab itu, puisi senantiasa diciptakan serta dibaca buat menikmati nilai seni serta nilai psikologis yang besar. Menurut Waluyo 20021, Puisi adalah karya sastra yang didalamnya terdapat bahasa yang ringkas dan disingkat, tersedia bunyi dengan irama yang seragam, dan kata-kata piktografik atau kaya pilihan. Puisi adalah rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang harus diubah secara dramatis Pradopo, 2009 7. Dari dulu hingga sekarang, puisi digandrungi di segala bidang. Masyarakat terus berkembang, dan gaya, sifat, dan bentuk puisi juga terus berubah mengikuti perkembangan zaman. Saat ini, format puisi menjadi semakin kompleks dan semakin sulit untuk karya sastra puisi memiliki struktur yang berbeda dengan bentuk prosa. Perbedaannya tidak cuma pada struktur batinnya tetapi pula pada struktur fisiknya. Dari struktur batin serta struktur fisik, penciptaan puisi memakai prinsip pemadatan yang mengatakan arti dan wujud. Puisi terdiri atas 2 struktur ialah stuktur batin serta struktur fisik. Kedua struktur tersebut saling mengikat satu sama lain untuk membentuk makna yang utuh. Dalam sebuah penafsiran puisi tida dapat dipisahkan dari kedua struktur tersebut. Untuk itu, dilakukan analisis struktur batin dan struktur fisik puisi berjudul " Hujan Bulan Juni" karya Sapardi Djoko Damono dilakukan dalam penelitian ini. Bertujuan untuk mendeskripsikan tema, rasa, nada, amanat serta mendeskripsikan diksi,imaji, kata konkret, tipografi, dan majas dalam puisi tersebut. Alasan meneliti puisi ini adalah karena bahasa yang digunakan mengandung fenomena yang pernah dialami hampir semua orang. Puisi ini menggambarkan seserang mencintai dalam diam serta menunggu .B. RUMUSAN MASALAH1. Mengetahui struktur fisik dalam puisi hujan bulan juni karya Sapardi Djoko Damono?2. Mengetahui struktur batin dalam puisi hujan bulan juni karya Sapardi Djoko Damono?C. TUJUAN1. Untuk mengetahui struktur fisik dalam puisi hujan bulan juni karya Sapardi Djoko Untuk mengetahui srtuktur batin dalam puisi hujan bulan juni jarya Sapardi Djoko IIKAJIAN PUSTAKAPada bagian ini membahas mengenai a kaya sastra,b puisi, c struktur pembentuk puisi, d puisi Hujan Bulan Juni. Berikut penjelasan Karya Sastra1. Pengertian Karya SastraPengertian sastra menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI karya tulis yang bila dibandingkan dengan tulisan lain, ciri-ciri keunggulan, seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dang ungkapannya. Menurut Suharianto 198214 sastra adalah ekspresi kehidupan yang menggabungkan imajinasi dan kreativitas pengarang, serta mendukung pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Menurut Sumardjo 1982 3, sastra mengungkapkan manusia dalam bentuk pengalaman, pemikiran, semangat, dan keyakinan dalam bentuk gambaran konkret, yang menggunakan alat bahasa untuk membangkitkan disimpulkan bahwa karya sastra adalah prosa yang ditulis dengan bahasa yang indah. Karya sastra mengekspresikan kepribadian manusia dalam bentuk pengalaman, pikiran, perasaan, keyakinan, dan lain-lain, dalam bentuk gambar nyata yang dapat membangkitkan daya tarik sebagai hasil integrasi kreativitas dan imajinasi yang diciptakan melalui Puisi1. Pengertian PuisiAda beberapa definisi puisi, banyak yang dipaparkan memiliki pemahaman yang berbeda. Berikut ini disajikan beberapa definisi puisi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, puisi adalah ragam karya sastra yang bahasanya dihubungkan oleh rima dan susunan bait dan larik. Puisi biasanya berisi ungkapan perasaan, pengalaman, dan kesan pengarangnya lalu dituangkan dalam tulisan menggunakan bahasa yang baik untuk berirama dan enak dibaca. Menurut Wahyuni 2014 ; 12 mengemukakan bahwa puisi merupakan salah satu dari karya sastra dengan kata-kata indah dan makna yang dalam, diakui termasuk dalam kategori sastra tertua dibandingkan dengan karya satra Pradopo 2012 7 Ini mengungkapkan bahwa pikiran yang diungkapkan dalam puisi membangkitkan emosi dan meningkatkan imajinasi ritmis panca indera. Semua itu merupakan yang terpenting dan diekspresikan dengan cara yang menarik serta mengesankan. Menurut Aminuddin 2009 34 Kata puisi berasal dari bahasa Yunani pocima yang berarti membuat atau poesis yang berarti membuat. Puisi didefinisikan sebagai membuat dan membuat, karena melalui puisi, seseorang pada dasarnya menciptakan dunianya sendiri, yang dapat berisi informasi atau gambar tentang situasi tertentu, baik secara fisik maupun spiritual. Aminuddin 2009134 mengemukakan bahwa "puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media untuk menimbulkan halusinasi dan imajinasi".Beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan mengekspresikan perasaan dari pengalaman penulis dengan menggunakan kata-kata yang indah bersifat imajinatif dan Struktur Pembentuk PuisiMenurut Waluyo 1995 26-28 mengemukakan bahwa puisi diciptakan oleh dua unsur yaitu struktur batin dan struktur fisik. Struktur batin terdiri atas tema, 2 nada, perasaan, dan amanat; sedangkan struktur fisik terdiri atas diksi,6pengimajian, kata konkret, majas, verifikasi, dan9tipografi. Menurut Siswanto 2008113 menerangkan bahwa struktur fisik puisi meliputi perwajahan puisi, diksi, pengimajian, kata konkret, majas dan verifikasi. Sedangkan menurut Richar Siswanto, 2008124 struktur batin puisi meliputi tema; makna sense, rasa feeling, nada tone, dan dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa puisi memiliki unsur yang utama dalam pembentukakannya. Unsur-unsur tersebut saling berhubungan. Unsur yang membentuk puisi diantaranya struktur batin dan struktur fisik. Struktur batin meliputi 1 tema, 2 rasa feeling, 3 nada tone, 4 amanat. Sedangkan struktur fisik meliputi 1 tipografi, 2 diksi, 3 pengimajian, 4 kata konkret, 5 majas, dan 6 verifikasi. Berikut Struktur Batin Puisia TemaSetiap jenis karya sastra selalu memiliki tema begitu pula puisi. Tema adalah ide atau gaagasan yang disampaikan penulis. Menurut Waluyo 200517 tema adalah gagasan utama si penulis yang dikemukakan dalam puisinya bersifat konkret, objektif, dan memiliki kiasan yang diambil dari konotasinya. Tema1dalam puisi Hujan Bulan Juni2ialah cinta yang tidak terungkapkan kepada5seorang. Terlihat pada bait ke Rasa FeelingPerasaan adalah sikap penulis terhadap isi puisi. Puisi mengekspresikan perasaan penulis. Menurut Waluyo 2010 39 nada dan perasaan penulis dapat ditangkap saat puisi dibacakan. Membaca puisi dengan nyaring dapat membantu memahami perasaan penulis. Perasaan tersebut bisa berupa senang, sedih, terharu, sombong takut, kesal, dan lain sebagainya. Pada puisi Hujan Bulan Juni5mengandung perasaan7memiliki perasaan pilu hendak ketulusan cinta. Terlihat pada bait ke 3 baris ke 3 dan Nada dan SuasanaNada adalah sikap penulis kepada pembaca, sedangkan suasana adalah keadaan pikiran pembaca setelah membacanya atau efek psikologis dari membaca puisi tersebut. Nada serta suasana tidak dapat dipisahkan karena nada puisi akan menentukan suasana pembaca tersebut Waluyo, 2010125. Nada dan suasana yang digunakan dalam puisi Hujan Bulan Juni ialah lirih dengan emosi yang tenang. Hal itu nampak pada kata tabah, bijak, dan AmanatPuisi pasti mengandung pesan yang igin disapaikan penulis kepada pembaca ataupun pendengar. Amanat adalah maksud penulis untuk menyampaikan pesan yang disampaikan melalui puisi yang ditulisnya Rokhmansyah, 201430. Amanat yang akan disampaikan penulis hendaklah makna tersirat didalam puisi. Amanat berada di akhir puisi tetapi mempengaruhi nilai yang yang terkandung dalam puisi. Oleh karena itu, harus memiliki pemahaman yang jelas dalam menyimak isi sebuah puisi sehingga amanat bisa tersampaikan kepada pembaca dengan baik. Amanat dari puisi Hujan Bulan Juni adalah sifat ketabahan yang harus dimiliki oleh manusia meskipun tidak sesuai dengan yang Struktur fisika TipografiPuisi disusun dalam bait buakan paragraf. Puisi tersebut disusun secara larik untuk menciptakan makna yang ingin disampaikan penulis. Menurut Kosasih 200836 mengatakan bahwa tipografi merupakan pembeda antara puisi dengan karya sastra lain. Puisi Hujan Bulan Juni menggunakan tipografi rata kiri dengan terdiri dari 3 DiksiMenurut Sayuti 2010 143-144 mengemukakan bahwa diksi adalah sifat komposisi puisi juga merupakan faktor penentu dalam kemampuan cipta kreatif. Penyusunan kata-kata sangat penting yang berarti membangkitkan suasana puisi sehingga membawa pembaca untuk menikmati dan memahami secara keseluruhan. Menurut Abraham dalam Wiyatmi 200863 mengemukakan bahwa diksi adalah pilihan kata-kata dalam sebuah karya sastra. Diksi sering menjadi ciri khas tersendiri bagi penulis. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa diksi merupakan pemilihan kata untuk menyampaikan sesuatu. Penggunaan pemilihan kata yang benar dan selaras untuk mengekspresikan ide agar mencapai sesuatu yang ingin disampaikan. Setiap penulis memilih kata yang tepat sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan serta efek puitis yang ingin dicapainya. Diksi pada puisi Hujan Bulan Juni pada bait pertama baris ke 1 dan 2 menjelaskan tentang rasa yang berusaha ditahan. Baris ke 1 secara jelas mengungkapkan ketabahan dalam menahan sesuatu. Pada baris ke 2 pada umumnya musim di Indonesia pada bulan Juni merupakan musim kemarau. Apabila bulan Juni disandarkan dengan kata hujan maka dapat berarti ketabahan seseorang yang menahan perasaannya. Ibarat hujan harus menahan dirinya untuk tidak muncul pada saat musim PengimajianMenurut Pradopo 200579 mengemukakan bahwa citraan adalah gambaran yang berfungsi untuk membuat lebih hidup gambaran yang ada didalam pikiran. Menurut Aminuddin 201029 citraan adalah susunan kata- kata yang membuat makna abstrak menjadi konkret dan tepat. Dapat disimpulkan bahwa pengimajian atau pencitraan adalah kata-kata atau susunan kata yang dapat mengekspresikan alat panca indera, misalnya pendengaran, perasa, dan penglihatan. Pengimajian dapat memberi efek kepada pembaca seolah-olah mendengar, melihat, dan merasakan seperti yang dialami penulis. Pengimajian dibagi menjadi tiga yaitu pengimajian penglihatan visual, pengimajian pendengaran auditif, dan pengimajian taktil. Pada puisi Hujan Bulan Juni pada bait pertama baris ke 4 mengandung pengimajian Kata KonkretKata konkret adalah suatu bentuk kata yang dapat ditangkap oleh indera manusia untuk menghasilkan suatu citra. Kata-kata yang digunakan biasanya bersifat kiasan imajinatif. Menurut Siswanto 2008 119 mengemukakan bahwa kata konkret adalah kata-kata yang dapat ditangkap oleh alat indra. Kata pohon dalam puisi Hujan Bulan Juni mewakili sesuatu yang dirindukan. Kata bunga mewakili perempuan. Kata hujan mewakili MajasMenurut Winarni 201452, majas adalah cara atau gaya tertentu yang digunakan penyair untuk menciptakan kesan tertentu, daya bayang dan nilai keindahan. Majas dapat dibatasi untuk mengekspresikan ide melalui bahasa dengan cara yang unik menunjukkan kepribadian penulis Keraf, 2005113. Waluyo 199184 mengemukakan bahwa jenis majas meliputi metafora, perbandingan, personifikasi, hiperbola, sinekdoce, dan ironi. Pada puisi Hujan Bulan Juni terdapat majas personifikasi pada bait kedua baris ke 3 dan 4. Pada baris tersebut seakan-akan hujan bulan juni dapat melakukan pekerjaan seperti manusia yaitu menghapus VerifikasiVerifikasi dibagi menjadi 3 elemen yaitu metrum, ritma, dan rima. Menurut Siswanto 2008 122 mengemukakan bahwa rima adalah persamaan bunyi pada puisi baik diawal maupun diakhir puisi. Menurut Siswanto 2008 123 metrum dan ritma adalah tinggi dan rendah, panjang dan pendek, keras dan lemahnya bunyi. Dapat disimpulkan bahwa rima adalah pengulangan bunyi-bunyi dalam sebuah puisi sedangkan metrum dan ritma adalah nada-nada pada puisi yang diserasikan dengan suasana. Pada puisi Hujan Bulan Juni didominasi dengan vokal a-i-u yang membawa pembaca pada suasana sendu namun menyiratkan PuisiHujan Bulan JuniKarya Sapardi Djoko DamonoTak ada yang lebih tabahDari hujan bulan juniDirahasiakannya rintik rindunyaKepada pohon berbunga ituTak ada yang lebih bijakDari hujan bulan juniDihapusnya jejak-jejak kakinyaYang ragu-ragu dijalan ituTak ada yang lebih arifDari hujan bulan juniDibiarkannya yang tak terucapkanDiserap akar pohon bunga ituBAB IIIMETODE PENELITIANDalam analisis ini yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif. Menurut Endraswara 20085, penelitian kualitatif ini dilakukan dengan mengutamakan pemahaman yang lebih mendalam tentang interaksi antara konsep-konsep yang diselidiki secara empiris daripada angka-angka. Sedangkan menurut Sutopo 2006 40, penekanannya adalah pada penelitian kualitatif termasuk penjelasan kalimat rinci dan lengkap yang menjelaskan keadaan yang sebenarnya, guna mendukung penyajian dari data. Metode kualitatif mencakup sejumlah fenomena sosial yang data analisis berupa puisi "Hujan Bulan Juni" karya Sapardi Djoko Damono. Dalam kasus ini, penulis akan fokus pada analisis struktur batin dan fisik puisi. Struktur batin puisi meliputi perasaan, nada, suasana, amanat, dan tema. Sedangkan struktur fisik puisi meliputi diksi, pencitraan, majas, tipografi, kata konkret, pengimajian, dan analisis data yang digunakan adalah teknis analisis interaktif meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan simpulan. Prosedur penelitian ini mengikuti prosedur pendekatan kualitatif yang sesuai dengan Sutopo 2006187 yaitu mengumpulkan data, menentukan objek penelitian, mengumpulkan referensi relevan dengan penelitian, dan menganalisis objek penelitian sesuai dengan struktur batin serta struktur fisik IVHASIL DAN PEMBAHASANDalam melakukan analisi puisi "Hujan Bulan Juni" karya Sapardi Djoko Damono, peneliti fokus menganalisis struktur batin dan struktur fisik dalam puisi tersebut. Struktur batin meliputi tema, rasa, nada dan suasana, serta amanat. Sedangkan struktur fisik meliputi tipografi, diksi, pengimajian, majas, kata konkret, Bulan JuniKarya Sapardi Djoko DamonoTak ada yang lebih tabahDari hujan bulan juniDirahasiakannya rintik rindunyaKepada pohon berbunga ituTak ada yang lebih bijakDari hujan bulan juniDihapusnya jejak-jejak kakinyaYang ragu-ragu dijalan ituTak ada yang lebih arifDari hujan bulan juniDibiarkannya yang tak terucapkanDiserap akar pohon bunga ituPuisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono ini menceritakan mengenai rasa yang tertahan. Rasa terseut berupa rindu dan cinta yang tak sempat disampaikan. Berikut adalah hasil struktur batin dan fisik puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Analisis Struktur BatinKeteranganBait dan Baris pokok bahasan puisi ini dapat disimpulkan bahwa cinta yang terpendam dan lebih memilih untuk mencintainya dalam tersebut dapat terlihat pada bait pertama yaitu Tak ada yang lebih tabahDari hujan bulan juniDirahasiakannya rinrik rindunyaKepada pohon berbunga penyair dalam puisinya mengandung perasaan sedih, kesabaran, sendu dan kesederhanaan atas ketulusan tersebut dapat terlihat dalam bait ketiga baris ketiga dan keempat yaitu Dibiarkannya yang tak terucapkanDiserap akar pohon bunga dan SuasanaNada dan suasana yang digunakan dalam puisi tesebut yaitu lirih namun dengan emosi yang didalam kata tabah bait petama baris ke-1, kata bijak bait kedua baris ke-1, dan kata arif bait ketiga baris ke-1. Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono ini memiliki amanat tentang sifat ketabahan, kebijaksanaa, kearifan yang harus dimiliki oleh setiap manusia meskipun tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Dan juga tidak semua yang diinginkan bisa didapatkan dengan mudahHal tersebut dapat terlihat dalama. Bait pertama baris pertama yaitu Tak ada yang lebih tabahb. Bait kedua baris pertama yaitu tak ada yang lebih bijakc. Bait ketiga baris pertama yaitu tak ada yang lebih arif Tabel Analisis Struktur FisikKeteranganBait dan Baris puisi ini tidak memiliki tipografi secara khusus. Penulisan dalam puisi ini menggunakan rata kiri, memliki 3 bait dan masing-masing bait terdiri dari 4 baris pertama dengan jelas menunjukan ketabahan seseorang dalam menahan sesuatu. Pada baris kedua kata hujan dan bulan juni, berdasarkan penanggalan musim di Indonesia bula Juni merupakan musim kemarau. Bisa diibaratkanhujan harus menahan dirinya untuk tidak muncul hujan pada saat musim pada kata dirahasiankannya memperjelas bahwa penulis sedang memendam sesuatu. Kata rintik rindunya tergambar jelas bahwa rasa yang tengah dirasakan oleh penulis. Kata pohon yang berbunga merupakan gambaran semua rasa yang dimiliki Kedua baris tersebut menggambarkan bahwa penulis ragu-ragu dan tidak berani mengungkapkan Kedua baris tersebut juga menggambarkan bahwa penulis menyerah untuk tidak menunjukkan Pada bait pertama baris kesatu dan kedua yaitu Tak ada yang lebih tabahDari hujan bulan junib. Pada bait pertama baris ketiga dan empatyaitu Dirahasiakannya rintik rindunyaKepada pohon berbunga ituc. Pada bait ke kedua baris ketiga dan empat yaitu Dihapusnya jejak-jejak kakinyaYang ragu-ragu dijalan itud. pada bait ketiga baris ketiga dan empat yaitu Dibiarkannya yang tak terucapkanDiserap akar pohon bunga pengimajian penglihatan dan pendengar, dalam puisi tersebut pembaca seolah-olah melihat dan mendengar apa yang ada dalam puisi pada bait pertama baris keempat pengimajian penglihatan yaituKepada pohon berbunga ituTerdapat pada bait pertama baris ketiga pengimajian pendengaran yaitu Dirahasiakannya rintik KonkretKata pohon mewakili sesuatu yang dirindukan, kata berbunga mewakili perempuan, kata hujan mewakili pohon terdapat pada bait pertama dan ketiga masing-masing pada baris berbunga terdapat dalam bait pertama baris hujan terdapat pada bait satu, dua tiga dan baris kedua pada masing-masing puisi ini terdapat majas personifikasi pada potongan larik bait kedua baris kedua dan ketiga seolah-olah hujan bulan juni dapat melakukan pekerjaan manusia yaitu menhapus jejak-jejak serta pada potongan bait kedua baris ketiga dan empat memberi gambaran seolah-olah hujan bulan juni memiliki kemampuan berbicara dan menyimpan kedua baris keedua dan ketiga yaitu Dari hujan bulan juniDihapusnya jejak-jejak kakinyaBait ketiga baris kedua dan ketiga yaitu Dari hujan bulan juniDibiarkannya yang tak puisi ini memiliki verifikasi yang bebas. Bait pertama mempunyai irama a-i-a-u, bait kedua memiliki irama a-i-a-u, bait ketiga mempunyai irama i-i-a-u. Bunyi vokal a untuk menggambarkan rasa optimis, bunyi vokal i untuk mengambarkan kesedihan, bunyi vokal u menggambarkan kegalauan. Verifikasi ini membawa pembaca seolah-olah pada suasana sendu namun menyiratkan ketegaran yang didominasi dengan vokal VPENUTUPA. SIMPULANKarya sastra merupakan sarana mengembangkan imajinasi seseorang melalui lingkungannya yang memiliki nilai dan estetis. Berbagai karya sastra dibagi menjadi tiga jenis, prosa, drama, dan puisi, berdasarkan bentuknya. Prosa merupakan karya sastra yang tulisannya bebas dan tidak terikat oleh berbagai aturan. Drama adalah jenis karya sastra berbentuk naskah yang menjelaskan tentang realitas, karakter, dan perilaku hidup manusia, dan kisahnya diceritakan melalui peran dan dialog. Puisi sebagai jenis karya sastra memiliki nilai sastra dan seni yang tinggi karena bahasanya yang luwes dan ekspresif dalam pemilihan kata. Puisi pada hakikatnya adalah sarana untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan bagi penulis. Puisi terdiri dari dua struktur, struktur batin dan struktur fisik. Kedua struktur tersebut saling mengikat satu sama lain untuk membentuk makna yang analisis diatas dapat disimpulkan bahwa puisi Hujan Bulan Juni memiliki Analisis ini menemukan strukur batin yaitu 1 tema, cinta yang tak tersampaikan dan memilih untuk diam, 2 rasa, mengandung perasaan sedih dan sendu akan ketulusan cinta, 3 nada dan suasana, menggunakan nada lirih namun dengan emosi tenang, 4 amanat, tentang sifat ketabahan, kebijaksanaan, kearifan yang harus dimiliki olehsetiap manusia meskipun tidak sesuai dengan yang diinginkan. Juga struktur fisik yaitu 1 tipografi, penyusunan menggunakan rata kiri dengan jumlah 3 bait masing-masing bait terdiri dari 4 baris, 2 pengimajian, menggunanakan imaji visual penglihatan dan imaji pendengar, 3 majas, menggunakan majas personifikasi, 4 verifikasi, menggunakan pola persajakan berbunyi a-i-a-u, a-i-a-u, PUSTAKAAlmubary, Dasri. 2002. Puisi dan Prosa. Pekanbaru. Yayasan Sepadan 2009. Pengantar Apresiasi Puisi Karya Sastra. Bandung. Sinar Baru 2010. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung. Sinar Suwardi. 2008. Metodelogi Penelitian Sastra. Yogyakarta. Media Gorys. 2005. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta. Gramedia Pustaka E. 2008. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta. Nobel T. S., Warisma, P., Ismayani, M. 2009. Analisis Konflik Tokoh dalam Novel Rindu Karya Tere Liye Berdasarkan Pendekatan Psikologi Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Volume 2 2, S., Suhendra, J. S., San Fauziya, D. 2017. Analisis Unsur Intrinsik dan Nilai Moral dalam Cerpen "Mengapa Orang Gila Membunuh Ustaz?" Karya Faris Alfaisal pada Surat Kabar Republika Edisi 1 April 2018. Porale. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra 2 1.Nurgiyantoro, B. 2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta. Gadjah Mada Universitas Rachmat Djoko. 2012. Pengkajian Puisi. Yogyakarta. Gadjah Mada University P. N. A., Puspitasari, T., Permana, I. 2019. Analisis Puisi Heri Isnaini "Prangko" dengan Pendekatan Semiotika. Porale. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Volume 2 3, Alfian. 2014. Studi dan Pengkajian Sastra. Yogyakarta. Graha 2010. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Cantrik Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta. PT S. 1982. Dasar-Dasar Teori Sastra. Surakarta. Widya Jakob. 1982. Apresiasi Sastra. Jakarta. H. B. 2006. Metodologi Peneltian Kualitatif. Surakarta. Universitas Sebelas Risti. 2014. Puisi, Prosa, dan Pantun Lama. Yogyakarta. H. J. dan Apresiasi Puisi. Surakarta. H. J. 2005. Apresiasi Puisi. Jakarta. PT Gramedia Pustaka H. J. 2010. Pengkajian dan Apresiasi Puisi. Salatiga. Widya Sari R. 2014. Kajian Sastra Anak. Yogyakarta. Graha Ilmu.